Bismillah…
Alhamdulillah Alloh kembali memberikan amanah. Sudah menginjak 36 minggu. Tinggal menunggu gelombang cinta. Gitu sih yang saya denger di video-video youtube yang membahas kandungan. Walaupun di usia ini, agak risih ya dengan sebutan-sebutan seperti itu. Baiklah, mungkin lebih enak kita sebut saja kontraksi.
Setelah sepuluh tahun, menunggu bukan lagi tentang menunggu. Tapi sudah pada level menerima. Apapun yang diberi sudah ikhlas. Ketika Maryam usia lima, telat seminggu saja langsung berdebar-debar dan cek. Apalagi telat sebulan. Walaupun test pack satu garis masih belum percaya. Sungguh ya definisi menunggu yang diiringi harapan besar.
Sekarang setelah sepuluh tahun. Mau telat berapa haripun tetap santai. Bahkan ketika hasil test pack menunjukan garis dua samar, masih santai sampai terkekeh bercanda di rumah. Bener nih? Ah, tunggu dulu itu kan belum jelas garisnya. Begitu ujar abahnya Maryam.
Sampai di titik saya harus memastikan: benar tidak nih. Waktu itu badan udah berasa gak karuan. Gak enak lah mau ngapa-ngapain. Bawaannya lemes. Pengennya baring. Daaan gak nafsu makan. Beberapa kali izin sakit gak masuk kantor. Sampai akhirnya saya harus berangkat ke Semarang. Waktu itu lagi sibuk banget pengolahan dan finalisasi ST2023. Saya bingung alasannya apa. Walau emang badan terasa gak enak, tapi kan sakit apa, gak jelas.
De javu sebenarnya dengan ST ini. Dulu, waktu Maryam juga sedang ST2013. Sedang hamil besar. Gak ikut ke mana-mana cuma jadi panitia pelatihan.
Balik ke cerita tadi, akhirnya memberanikan diri ke dokter kandungan. Ke Kota Tegal. Praktek dokter kandungan perempuan adanya di sana yang terdekat. Diperiksalah dengan harap-harap cemas dengan modal hasil test pack dua garis samar. Sore sepulang dari kantor.
Dapat urutan nomor satu. Nunggu beberapa saat sampai akhirnya dipanggil. Dan hasilnya belum ada kantung rahim. Kantung rahimnya belum kebentuk. Tidak ada. Gimana tuh? Bukan dong. Terus saya sakit apa?
Karena penasaran dan dokter pun menyarankan seminggu jika tidak datang haid periksa kembali, saya pun periksa kembali. Kali ini di Klinik di Brebes. Dokter kandungan yang lain. Bukan karena kurang percaya atau mencari second opinion tapi saya udah gak tahan ke Tegal. Udah super lemes. Ya udah cari yang dekat saja. Ternyata di Klinik ini pelayanan dan tempatnya nyaman sekali. Ruangan tunggu ber-AC. Sofanya empuk. Dan juga ada minuman yang dapat kita pilih. Dikasih juga kita minuman kacang hijau. Menunggu agak lama pun jadi biasa saja. Bisa sambil rebahan di sofanya. Nonton TV yang menyiarkan seputar info kehamilan. Suaranya tenang. Nyaman pokoknya.
Giliran masuk. Di cek. Alhamdulillah kata dokternya sudah ada kantung rahim walaupun ukurannya kueciiil banget. Dan terlihat belum ada isinya. Dokter pun menyarankan kembali datang sebulan lagi agar lebih jelas.
Alhamdulillah. Masalah pertama dapat solusi. Saya bisa izin tidak ikut ke Semarang dengan alasan sakit yang jelas. Karena memang pengalaman kehamilan Maryam dulu, saya sakit di awal kehamilan bahkan gak bisa ke mana-mana. Dulu ngendep saja di kamar gelap-gelapan. Lihat cahaya tuh rasanya pusing. Masuk RS juga karena hyper emesis gravidarum (heg). Itu udah gak bisa masuk apa-apa. Gak bisa makan. Apapun yang masuk muntah. Minum pun tidak bisa, MasyaAlloh.
Yang kedua inipun ternyata sama. Namun, tidak sampai berhari-hari mendekam di kamar dalam kegelapan. Masih bisa sekali dua kali ke kantor tapi siangnya sudah gak kuat berangkat. Begitu terus ritmenya sampai di usia kandungan lima minggu kembali menjadi pasien heg. Dirawat sehari juga, sama di RSUD juga. Jika dulu minta pulang karena gak tahan dengan tempat perawatannya kali inipun minta pulang karena ternyata di RS gak nyaman ya saudara-saudara. Setelah diinfus dan sedikit segar saya minta pulang keesokan harinya menjelang magrib.
Sama-sama sakit di trimester pertama. Hanya saja di kehamilan kali ini saya sakit hampir full sampai 36 minggu ini. Bukan karena kehamilannya betul. Kalo karena kehamilan sama hanya sampai trimester pertama. Yang kedua ini saya lanjut sakit karena gerd, jadi muntah terus jalan bahkan sampai sekarang 36 minggu. Hanya saja muntah tapi masih bisa lanjut makan, alhamdulillah. Kalo di trimester pertama kan, muntah, dan gak bisa masuk apa-apa lagi. Mulut terasa terbakar. Tenggorokan sakit kalo kena makanan. Syulit. Sudah itu tensinya rendah terus. Masuk trimester ke-3 masyaAlloh hb nya turun drastis di bawah 8. Lemes letih lesunya bukan lagi tambah menjadi.
Sekarang ini sedang pemulihan semoga pas hari H, ketika kontraksi asli datang hb sudah kembali normal, aamiin.
Terapinya apa saja?
Saya memaksakan diri minum zat besi yang dikasih dokter. Dosisnya ditambah jadi sehari dua kali. Enak sebenarnya zat besi ini karena ada rasa seperti sprite tapi setelah diminum jadi mual, pusing, dan konstipasi. Paksa ajalah.
Terus makanan. Banyak yang rekomendasi buah bit. Akhirnya beli juga. Hari ini kali pertama saya minum jus buah bit. Rasanya aneh. Mirip buah naga tapi jauh enakan buah naga. Warnanya yang merah membara mirip lah dengan buah naga. Kurma dan madu saya paksa juga tiap hari. Sama jus-jus lainnya macam stroberi dan tomat saya minum juga. Semoga ikhtiar ini dapat kembali memulihkan hb ke ambang normal, aamiin.
Lahiran di mana?
Senam hamil?
Nantilah ya, saya fokus mengembalikan hb dulu ^^